Sejarah Asia Tenggara (kesultanan malaka)


BAB I
PENDAHULUAN
            Sriwijaya yang pada abad ke-V telah mempunyai hubungan internasional dengan tiongkok adalah pusat perdagangan di Asia-Selatan. Malaya dikuasainya untuk dapat menguasai selat malaka dan jalan perdagangan di tiongkok. Juga jawa dalam kekuasaannya karena penting bagi perdagangan rempah-rempah dari Maluku. Sriwijaya ingin mengekang monopoli perdagangan di Asia-selatan, dank arena inilah sriwijaya yang megah itu akan jatuh. Tiap kapal yang lalu di perairan sriwijaya diharuskan berlabuh terlebih dahulu di sriwijaya untuk membayar pajak lalu-lintas dan siapa yang melanggar aturan ini, kapalnya disita. Angkatan laut sriwijaya yang menjaga perairannya lambat-laun merosot moralnya menjadi bajak-bajak laut, disekitar ujung dari semenanjung Malaya terdapat banyak sekali bajak laut seperti tumasik, bintan, riau, singkep, dan lingga, yang murupakan sarang bajak laut di tengah persimpangan jalan perdagangan yang ramai sekali antara tiongkok, india, dan Indonesia. Akhirnya sriwijaya merosot menjadi serng bajak laut, kerajan sriwijaya akhirnya tenggelam (1397).




BAB II
KESULTANAN MALAKA
A.    AWAL PEMERINTAHAN PARAMESWARA
Sejarah pendiri kerajaan malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun 1380-1403. Parameswara atau Iskandar Zulkarnaen Alamsyah berasal dari sriwijaya yang merupakan keturunan ketiga dari Sri Maharaja Sang Utama Parameswara Batara Sri Tri Buana (Sang Nila Utama), dan merupakan putra Raja Sam Agi. Saat itu ia masih beragama Hindu. Parameswara pada awalnya menjadi raja di singapura pada tahun 1390-an. Parameswara berhasil menjadi raja setelah membunuh raja singapura yang merupakan menantu dari Raja Patani (siam). Kemudian Parameswara di usir oleh tentara dari siam dan terpaksa pindah lebih ke utara yaitu sampai di malaka. Sejak saat itu singapura menjadi kota dagang.
            Pada 1393 parameswara menjadi raja malaka yang pertama. Pada saat malaka didirikan, disitu terdapat penduduk asli dari suku laut yang hidup sebagai nelayan. Mereka berjumlah lebih kurang berjumlah tiga puluh keluarga. Paremeswara dan pengikutnya adalah rombongan pendatang yang memiliki tingkat kebudayaan yang lebih tinggi, oleh karena itu mereka berhasil mempengaruhi masyarakat asli. Kemudian, bersama penduduk asli tersebut, rombongan pendatang mengubah malaka menjadi sebuah kota yang ramai. Dibawah pemerintahannya malaka maju dengan pesat dan akhirnya menjadi kota dagang yang kaya raya.pedagang-pedagang dari Indonesia, tiongkok, india, arab mengunjunginya. Kerajaanya menjadi kuat dan angkatan lautnya besr dan kuat. Malaka menguasai perdagangan di selat malaka dan sekitarnya.
B.     KEBUTUHAN EKONOMI
Selain menjadikan kota tersebut sebagai pusat perdagangan, rombongan juga mengajak penduduk asli menanam tanaman yang belum pernah mereka  kenal sebelumnya, seperti tebu, pisang, dan rempah-rempah. Rombongan pendatang juga telah menemukan biji-biji timah didaratan. Dalam perkembangannya, kemudian terjalin hubungan pedagang yang ramai dengan daratan sumatera. Salah satu komuditas penting yang diimpor malaka dari sumatera saat itu adalah beras. Malaka sangat bergantung pada sumatera dalam memenuhi kebutuhan beras ini, arena persawahan dan perladangan tidak dapat di kembangkan di malaka. Hal ini kemungkinan teknik ber- sawah yang belum mereka pahami, atau mungkin karena perhatian mereka lebih tercurah pada sektor perdagangan.
C. HUBUNGAN POLITIK
      Dalam menjalankan dan menyelenggarakan politik, ternyata sultan menganut paham politik hidup berdampingan secara damai yang dijalankan secara efektif. Politik hidup berdampingan secara damai dilakukan melalui hubungan diplomatic dan ikatan perkawinan. Politik ini dilakukan untuk menjaga keamanan internal dan eksternal malaka. Dua kerajaan besar yang harus diwaspadai pada saat itu  adalah cina dan majapahit. Maka, malaka kemudian menjalinhubungan damai dengan kedua kerajaa besar ini. Sebagai tindak lanjut politik tersebut, Parameswara menikahi dengan salah seorang putri majapahit untuk dijadikan selir. Sultan-sultan yang memerintah setelah Parameswara tetep menjalan politik bertetangga itu dengan baik.
Wilayah kekuasaan dalam masa kejayaannya, malaka mempunyai kontrol atas daerah-daerah sebagai berikut :
1.      Semenanjung tanah melayu (patani, ligor, Kelantan, trenggano, dan sebagainya)
2.      Daerah kepulauan riau
3.      Pesisir timur sumatera bagian tengah
4.      Brunai dan serawak
5.      Tanjungpura (Kalimantan barat)
Sedangkan daerah yang diperoleh dari majapahit secara diplomasi adalah :
1.      Indragiri
2.      Palembang
3.      Pulau jemaja, tambelan, siantan, dan buguran







       D. HUBUNGAN PARAMESWARA DENGAN SRIWIJAYA
Raja sriwijaya yang bernama Raja Sanggramawijayatunggawarman memerintah- kan panglima tertinggi yang baru menggantikan Raden Sri Pakunalang, panglima tertinggi itu bernama Panglima Jairo, dia ditugaskan membunuh paremeswara karena menurut Raja Sanggramawijayatungga warman dapat menjadi ancaman bagi kerajaan sriwijaya.
Setelah bertemu dengan Parameswara, Panglima Jairo tidak bisa membunuh- nya. Karena Parameswara adalah mantan raja di kerajaan sriwijaya dan Jairo sebagai panglima perangnya, oleh karena itu tidak tega dan berani untuk membunuhnya. Akhirnya Panglima Jairo menceritakan semuanya pada Paremeswara bahwa dirinya hanya dijadikan budak atau boneka yang dikendalikan sepenuhnya oleh para menteri. Mereka memutuskan untuk merencanakan Panglima Jairo serta sebagian pasukan dan kapalnya  diperintahkan untuk kembali ke ibu kota sriwijaya dan melaporkan bahwa mereka tidak berhasil membunuh Parameswara.
            Setelah tiba di ibukota Sriwijaya Panglima Jairo menceritakan bahwa mereka berhasil dikalahkan Parameswara dan pengikutnya. Sedangkan sebagian pasukan dan kapak bersama Parameswara, mendengar laporan kegagalan dalam memburu Parameswara, Raja Sanggramawijayatungga warman juga mengakui kehebatan dan kesaktian parameswara.


       E. AKHIR PEMERINTAHAN PARAMESWARA
                 
Parameswara memiliki gelar dengan nama Sultan Iskandar Shah, setelah beliau memeluk agama islam dengan menikahi putri pasai. Parameswara wafat pada tahun 1414 dan digantikan oleh putranya ialah Muhammad Iskandar Shah. Parameswara adlah raja pertama yang memeluk agama islam. Sejak saat itu juga raja-raja di Malaya memeluk ajaran agama islam, seperti raja dari Pahang, perak, johor, trengganu adalah keturunan raja malaka (perameswara). Raja malaka yang terakhir adalah sultan Mahmud yang di usir dari malaka oleh d’ Albuquerque 1511 dan kemudian mendirikan kerajaan johor.
  








BAB III
KESIMPULAN

Kerajaan malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun 1380-1403. Parameswara berhasil merebut semenanjung melayu dari tangan sriwijaya, dan mendirikan kerajaan islam yang diberi nama kesultanan malaka. Parameswara berasal dari sriwijaya dan merupakan putra raja sam agi. Saat itu ia masih beragama hindu. Parameswara pada awalnya menjadi raja di singapura pada tahun 1390-an. Parameswara atau Iskandar Zulkarnaen Alamsyah menjadi raja pertama malaka  dengan galar Sultan  Iskandar Shah, setelah beliau memeluk agama islam dengan menikahi putri pasai. Parameswara wafat pada tahun 1414 dan digantikan oleh putranya ialah Muhammad Iskandar Shah.






DAFTAR PUSTAKA

Hall D.G.E. 1988. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional.
Reid Anthony. 2004. Sejarah Modern Awal Asia Tenggara. jakarta: pustaka LP3ES.
Jana Muhammad Bin Ahmad.1971. Sejarah Asia Tenggara. Jakarta: Pap

0 Response to "Sejarah Asia Tenggara (kesultanan malaka)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel