Kerajaan Kalingga
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Munculnya wangsa
sailendra itu bersamaan dengan perubahan dalam penyebutan jawa di dalam
berita-berita cina. Kalau sebelumnya, yaitu dalam abad V M., berita-
berita-berita cina dari jaman dinasti sung awal ( 420-470 M ) menyebut jawa dengan
sebutan she-p’o, berita-berita cina dari jaman dinasti T’ang ( 618-906 M )
menyebut jawa dengan sebutan ho-ling sampai tahun 818 M, untuk kemudian berubah
lagi menjadi she-p’o mulai tahun 818 M, sampai tahun 856 M.
Seperti yang di katakan
di atas prasasti sojomerto itu mungkin sekali berasal dari pertengahan abad VII
M, dan berita cina yang pertama menyebut ho-ling berasal dari tahun 640 M.
berita-berita dari jaman prasasti t’ang yang sampai kepada kita dalam dua versi
yaitu ch’iu-tang shu dan hsin t’ang shu ( 618-906 M ) jadi ho-ling itu di sebut
juga she p’o, terletak dilautan selatan. Di sebelah timurnya terletak p’o-li,
dan di sebelah baratnya terletak to-p’o-teng. Di sebelah selatannya ialah
lautan, sedang di sebelah utaranya terletak chen-la.
BAB
II
PERMASALAHAN
Dari
permasalahan yang akan dibahas adalah sabagai berikut:
2.1 Jelaskan
sumber-sumber kerajaan kalingga ?
2.1 Jelaskan
bagaiman pemerintahan ratu sima ?
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Sumber-sumber
Dalam berita-berita dari
cina dari jaman pemerintahan raja-raja t’ang (681-906) ada di sebut nama
kerajaan kalingga atau holing. Letaknya di jawa tengah. Tanahnya sangat kaya,
dan disitu ada pula sumber air asin. Rakyatnya hidup makmur dan tentram.
Berita lain yang berasal
dari pendeta budha, I-tsing menyatakan bahwa dalam tahun 664 telah datang
pendeta yang bernama hwi-ning di holing dan tinggal di sana selama tiga tahun. Dengan bantuan
pendeta holing jnanabhadra, ia menterjemahkan berbagai kitab agama budha hinayana.
Saying sekali, bahwa
keterangan lain yang lebih nyata tentang kerajaan kalingga ini tidak ada. Di
tuk mas, sebuah desa dibawah gunung merbabu, ditemukan sebuah prasasti yang di
tulis dengan huruf pallawa dan dalam bahasa sansekerta, serta yang dillihat
dari jenis huruf-hurufnya berasal dari sekitar tahun 650 masehi. Isinya ialah
keterangan tentang suatu mata air yang jernid dan bersih. Sungai yang bersumber
kepadanya disamakan dengan sungai gangga. Kecuali tulisan pada batu itu
dilukiskan gambar-gambar tricula, kendi, kapak, cangkha, cakra, bunga teratai
dsb, yang semuanya mengingatkan kepada lambang-lambang agama hindhu.
Mengingat akan
keterangan-keterangan i-tsing yang mengemukakan agama budha, maka tidak dapat
kita ketahui, apakah prasasti tuk mas (agama hindhu) ini ada hubungannya dengan
holing.
3.2 Pemerintahan ratu sima
Sejak tahun 674 kerajaan kalingga di perintah oleh seorang raja
perempuan bernama sima. Pemerintahannya sangat keras, tetapi berdasarkan
kejujuran mutlak. Tidak ada seorang pun yang berani melanggar hak dan kewajiban
masing-masing. Di ceritakan bahwa sang raja sengaja meletakkan kantong berisi
emas di tengah jalan, dan tak ada oranag yang mempunyai pikiran untuk
mengambilnya, sampai tiga tahun kemudian putra mahkota secara kebetulan
menyentuhnya dengan kakinya. Segera sang raja memutuskan hukuman mati bagi
anaknya. Keputusan ini dapat di cegah oleh para menteri, namun hukuman harus
juga dijatuhkan, karena kakinya yang salah, yaitu menyentuh barang yang bukan
miliknya, maka kakinya itulah yang di potong.
Dalam masa pemerintahan ratu sima ada sebuah ancaman dari raja
ta-shih, yaitu sebutan untuk orang-orang arab dan india. Raja ta-shih hendak
menyerang kerajaan holing pada saat itu, alsannya cukup kuat karena pada abad
VII sudah ada orang0orang arab yang menetap di kepulauan Indonesia, dengan membentuk
kelompok-kelompok dan perkampungan.
BAB
IV
KESIMPULAN
Dalam berita-berita dari
cina dari jaman pemerintahan raja-raja t’ang (681-906) ada di sebut nama
kerajaan kalingga atau holing. Letaknya di jawa tengah. Tanahnya sangat kaya,
dan disitu ada pula sumber air asin. Rakyatnya hidup makmur dan tentram. Berita
lain yang berasal dari pendeta budha, I-tsing menyatakan bahwa dalam tahun 664
telah datang pendeta yang bernama hwi-ning di holing dan tinggal di sana selama tiga tahun.
Dengan bantuan pendeta holing jnanabhadra, ia menterjemahkan berbagai kitab
agama budha hinayana.
Sejak tahun 674 kerajaan
kalingga di perintah oleh seorang raja perempuan bernama sima. Pemerintahannya
sangat keras, tetapi berdasarkan kejujuran mutlak. Tidak ada seorang pun yang
berani melanggar hak dan kewajiban masing-masing. Di ceritakan bahwa sang raja
sengaja meletakkan kantong berisi emas di tengah jalan, dan tak ada oranag yang
mempunyai pikiran untuk mengambilnya, sampai tiga tahun kemudian putra mahkota
secara kebetulan menyentuhnya dengan kakinya, dan ia mendapat hukuman dengan
kakinya yang dipotong.
DAFTAR PUSTAKA
Noetosusanto Noegroho
dkk. 1993.Sejarah Nasional Indonesia 2. Jakarta:
Balai
pustaka.
Poesponegoro, M.D. dkk.2008. Sejarah
Nasional Indonesia
Jilid2. Jakarta:
BalaiPustaka.
Kabar dari Sumba. [Online]. Terdapat di.
http://hansitta.inilahkita.com/2009/11/11/kabar-dari-sumba/ [28-04-11]
0 Response to "Kerajaan Kalingga"
Post a Comment