Perlawanan Kolonialisme di Sulawesi Selatan
SULAWESI SELATAN
1.Pendahuluan
Pada tahun 1607
belanda berhasil mendirikan sebuah kantor dagang di makasar.dengan demikian
kontak-kontaknya dengan para penguasa tradisional dapat dilakukan secara lebih
intesif.Akan tetapi terbukanya kemungkinan intesifikasi kontak-kontak semacam
itu membuka pula peluang yang lebih besar bagi belanda untuk menjalankan tujuan
utamanya untuk menguasai secara penuh arus perdagangan melaluli Sulawesi
selatan.
Adanya sikap yang demikian
dari fihak belanda tentu saja menimbulkan reaksi dari pihak penguasa setempat.
Reaksi yang terkuat muncul ketika kerajaan Gowa berada di
bawah pemerintahan sultan hasunuddin.Raja Gowa (sombayya ri Gowa) ini menentang
keras usaha-usaha belanda untuk menjadi pengusa tunggal (monopoli) di bidang
perdagangan.karena itu ia menolak melakukan pembatasan terhadap bangsa-bangsa
lainnya, seperti portugis, spanyol, untuk ikut berdang di wilayah Negara
kerajaannya.sikap ini dengan sendirinya tidak menguntungkan pihak belanda.
Ketegangan hubungan pada akhirnya melahirkan peperangan tidak dapat
menghindari, yaitu pada tahun 1666.
Arung Palaka berhasil menyembunyikan diri untuk kemudian
kembali berusaha menyusun kekuatannya.Walaupun berhasil mengumpulkan kekuatan
sebanyak 4000 orang, dan melakukan penyerangan,namun Arung Palaka gagal
mengalahkan pasukan-pasukan kerajaan Gowa.Menghadapi kenyataan ini Arung palaka
menyadari bahaya yang akan dihadapinya jika dia tetap berada di Bone.Karena itu
dia berusaha untuk meninggalkan daerahnya agar tidak menjadi korban
perlindungan dari sultan Buton, dan setalah berada di Buton selama kurang lebih
tiga bulan, akhirnya dia berhasil “Menyingkir”ke Batavia.Dengan itu maka
lahirlah kerajaan antara Arung palaka dan belanda untuk menghadapi sultan
hasanuddin.Dalam hubungan itu kerajaan Gowa/sultan hasanuddin dibantu
sepenuhnya oleh kerajaan soppeng
Kerja sama
antara kekuatan ini akhirnya mengakhiri kekuasaan Gowa atas Bone, dan sultan
hasanuddin harus menerima knyataan bahwa akan memegang monopoli perdagangan di
Sulawesi selatan.Dimikian pula Arung Palaka berhasil membebaskan Negara
kerajaannya (Bone) dari kekuasan kerajaan Gowa.beliau kemudian diangkat menjadi
raja Bone.kerjasam antara Arung Palaka dengan belanda tentu saja memberikan
keuntungan bagi belanda, yaiti usaha menguasai di Sulawesi selatan akan makin
berhasil. Proses perluasan pengakuan kekuasan belanda itu tidak sepi dari
perlawanan-perlawanan yang kuat.hal ini makin namapak setelah mangkatnya
“sekutu” belanda,Arung Palaka.
Pada 1811
terjadi perubahan kekuasaan dari tangan belanda ketangan inggris kerajan
seperti bone, suppa dan ternate melakukan penolakan Karen ainggris ingin
mengusai seluruh wilayah kekuasaan kerajaan. Pada 1816 kembalilah belanda ke
Sulawesi selatan tidaklah merubah sikap penentangan negara-negara Bone, Ternate
dan suppa terhadap kekuasaan asing.Tampak dengan jelas bahwa situasi Sulawesi
(selatan) cukup sulit untuk dikuasai oleh penguasa colonial belanda.
2.Jalannya
perang
Adanya sikap
yang demikiandari ketiga kerajaan tersebut di atas mendorong penguasa kolonial
belanda untuk mengirimkan ekspedisi militernya ke daerah-daerah tersebut.pada
tahun 1824 belanda mengirimkan ekspedisi militernya ke wilayah suppa, dan
ternate.Pada tanggal 7 juli 1824 pasukan belanda, di bawah pimpinan De stuers,
telah mendarat di dekat Ance, Di dalam pertempuran itu tiga orang serdadu
belanda berhasil ditewaskan salah seorang diantaranya bernama Burger dengan
pangkat Latnan.
Di daerah suppa para pasukan kerajaan yang dipimpin oleh
rajanya yang bersiap untuk menghadapi kedatangan pasukan belanda. Pada 4
agustus 1824 pasukan-pasukan belanda di bawah pimpinan letnan laut buys
mendarat di pare-pare, yaitu kota pelabuhan yang terletak beberapa kilometer
(sebelah selatan) dari sipppa.Walaupun demikian ternyata pasukan belanda yang
di bantu oleh pasukan sidenteng itu tidak berhasil menaklukan pasukan-pasukan
kerajaan suppa.karena pasukan mereka yang berjumlah kurang lebih 4000 orang itu
ternyata telah siap menghadapi serangan belanda itu.Bahkan pasukan belanda yang
pimpin oleh letnan colonel reeder menderita kekalahan, dan meninggalkan dua
orang opsir, dan 11 orang serdadu biasa ditambah dengan 31 orang yang
luka-luka. Penyerangan ke suppa
dilakukan pada bulan Agustus 1824.Dalam penyerangan itu kelihatan dengan jelas
kelemaha kekuatan pasukan belanda.Dengan kekuatan yang hanya berdiri dari 270
orang, de stuers sebagai pimpinan pasukan belanda itu harus berusah
sekuat-kutnya untuk mempertahankan kubu pertahannanya. Ternyata usaha
mempertahankan diri dari serangan yang
dilakukan pasukan suppa berhasil dilakukan oleh pasukan belanda.pasukan suppa
yang melakukan penyarangan itu dapat di pukul oleh mereka. Walupun demikian ,
belanda harus menerima kenyataan pahit, yaitu bahwa didalam pertempuran
beberapa orang perwiranya telah tewas, seperti letnan bauff, van pelt , banhoff
.pasukan suppa terus melakuakn perlawanan, dan dengan bersembunyi didalam.
Keadaan pasukan Bone memang sangat kuat dan mampu
melakukan penyerangrangan-penyerangan yang sangat membahayakan.kegiatannya
untuk menghadapi belandatidak dihentikannya, bahkan dipergiatnya.Para penguasa
yang diangkat oleh belandadiusirnya dari daerah kukuasaannya, seperti yang
dilakukannya terhadap diri penguasa di segeri. Pasukan-pasukan
ekspedisidikirimnya ke daerah-daerah lainnya, dan mendekati pos-pos pasukan
belanda di sebelah selatan bonthain, bulukumba. Daerah pengaruh kekuasaan
kerajaan Bone makin meluas,dan hamper meliputi seluruh semenanjung Sulawesi
selatan. Dengan demikian keadaan belanda semakin sulit dan terjepit.
3. Akhir perang
Pada tanggal 20 januari 1825 van Geen
telah berada di Makassar dan
menyiapkan rencana pemberangkatan pasukan-pasukan ekspedisinya.rencana
penyerangannya diatur dengan mendaratkan sebagian pasukan di berbagai
tempat,dan akan di lakukan tembakan-tembakan meriam terhadap daerah-daerah
kedudukan pasukan bone.sebagian lagi ditugaskan untuk melindungi pos-pos
belanda setelah itu usaha selanjutnya akan diarahkan menguasai daerah-daerah
pedalaman dengan tujuan agar daerah pantai bone dapat diduduki oleh pasukan
belanda.
Sementara menunggu pasukan yang
didatangkan dari Maluku dan Madura,Van Geen telah mengumpulkan 46 orang opsir
dan 53 serdadu di Makassar.kesulitan lainnya adanya perbedaan pendapat antara
van Geen dengan pejabat belanda lainnya, yaitu van schelle dan tobias,yang
masing-masing menjadi komisaris-komisaris belanda di Makassar .
Perbedaan pendapat di antara ketiga penjabat pemerintah belanda tersebut
berpangkal pada pelaksanaan pengiriman ekspidisi.di lain pihak kedua komisaris
belanda di Makassar menghendaki agar pengiriman
ekspedisi ke ternate dan suppa lebih didahulukan ,kerajaan bone adalah jalan
yang terbesar dan terkuat.mendahulukan penaklukan kerajaan bone akan lebih
mempermudah menaklukan kerajaan-kerajaan suppa dan tenete
Akhirnya pasukan van geen bergerak
ke selatan berhadapan langsung dengan pasukan bone dengan pertempuran ini
pasukan bone terdesak dan semua benteng kerajaan bone pada akhirnya jatuh ke tangan belanda. Usaha perlawanan
belanda tetep berlangsung sampai akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20.
4. Kesimpulan
Pada ta hun 1607 belanda berhasil
mendirikan sebuah kantor dagang di makasar, hal ini membuat reaksi kuat dari
kerajaan gowa oleh sultan hasanuddin, belanda tidak berhak untuk menjadi
penguasa tunggal (monopoli) di bidang perdagangan dan akhirnya terjadi perang
tahun 1666. Arung palaka yang berasal dari kerajaan bone berhasil melepaskan
diri dari kekuasaan gowa dan menjalin kerjasama dengan colonial belanda dan
akibatnya kerajaan gowa harus menerima monopoli perdagangan belanda. Pada tahun
1811 terjadi perpindahan kekuasaan dari tangan belanda ke tangan inggris,
kerajaan-kerajaan di Sulawesi selatan melakokan penolakan kerena inggris ingin
menguasai seluruh wilayah kerajaan termasuk bone, suppa dan ternate. Pada 1824 belanda
datang kembali, kedatangannya ini tidak merubah sikap terhadap kekuasaan asing.
Pada tahun 1824 belanda mengirimkan
ekspedisi militernya ke wilayah suppa, dan ternate. Pada 4 agustus 1824
pasukan-pasukan belanda di bawah pimpinan letnan laut buys mendarat di
pare-pare, namun penyerangan ini berhasil di gagalkan. Perlawanan yang cukup
tangguh dan menyulitkan belanda yang dilakukan suppa membuat belanda
mengirimkan sebuah pasukan bantuan pada 23 agustus 1824. Yang menggunakan kapal
perang dan dilengkapi 10 pucuk meriam namun usaha itu berhasil digagalkan.
Dalam bulan oktober pasukan bone menyaksikan gerakan yang di lakukan belanda,
keadaan pasukan bone yang kuat dan mampu melakukan penyerangan yang sangat membahayakan
membuat belanda makin sulit dan terjepit.
Pada 20 januari 1825 van geen telah
tiba dimakassar untuk menyiapkan pemberangkatan pasukan ekspedisinya dan
melakukan penyerangan ke wilayah yang diduduki pasukan bone. Akhirnya pasukan
ven geen bergerak keselatan berhadapan dengan pasukan bone di bbontain. Dalam
pertempuran ini pasukan bone terdesak, semua benteng kerajaan bone akhirnya
jatuh ketangan belanda. Usaha perlawanan terhadap belanda tetap terus
berlangsung sampai akhir abad 19 dan awal abad 20.
0 Response to "Perlawanan Kolonialisme di Sulawesi Selatan"
Post a Comment